urn:nl-mpi-tools-elan-eaf:ca7442e9-891d-4eab-9fe3-f22b67c126d1
52
Kita dithi no'o.. dithi no'o hao sawe, a hao ne kobo bo'o rua to. Rawi bara bara phapha ama no'o (salib...) sawe leku loki duthune iri panane lia lia rua-rua.
Sawe kita ne'e no'o kain rethene wa'a, duthune a iwi ere (kain) rua duthune a iwi (kain) rua te, walu to. Sawe raka ebhune wa'a, k' sebhu no'o kabha. Sebhu no'o kabha leku maso no'o widhi wulune. Widhi wulune wa mai duthune le mai duthune. No'o siwene keli weja lima.
Hm weta lima. Sawe leku kita para no'o haone ngalune a, base reta laene, leku base reta maine, pui reta mai laene. Sawe leku, nala no'o bau wetha, bau dhemane.
Bau dhemane kau su reta mai duthune wa'a ere laene. Sawe leku bhulu wa'o no'o siwe. "Ah.. Sani-sani pa'i-pa'i konene koko dhene mai nala, kau, kau nala konene."
Ah somane mi nai. Leka konene dhene somane wa'a, weki e wane weki co mere matane mere poka lae, ruwane sesa sago lae dhana kira ama widhi ka'a, (penyakit kambing) wa'ena.
Poka sago ruwane lae dhana, ho no'o homa no'o homane wa'ena. Reta dua ngalune keli notho meno ata leku lo reta mai laene. Ha a (ada kalanya) notho ere ke'e leka kojo wane mere( pusing) wa'a, poka ruwane leka lae dhana dhana. le. wo jo.. huru widhi huru widhi wa'ena ka'a.
Aa.. leka ane keli koli nggarane wa'a, koli ira koli soma leka konene.. ata jo koli nana, koli nana koli nggara wa'a. Kau apha sawe, kau so rawi koli nggara wetha, rawi ama ata pi'i, tegu no'o kaju reta dhekene a'e te lae wa'ine rawi ama no'o ata pi'i sawe, kau tegu no'o kau.. kabha lae tabane, kau teo keli, teo (gantung) amama no'o ia keli.
Ama rawi so ama no'o ata pi'i tembone ere ke'e, leka somane keli wa'a, soma bethene rawi koli wa'ena. Leka wa wa Tia a'e te, sugu aku teo wa'a. Bu'u e aku dheru bhete, Mangge towe leka aku teo tubu tane keli. E huru widhi wa'a somane leko dha'u. Sitha ira wa'a aku tenga kesene bu'u konene wa'a turunan somane. Huru widhi wetha, (paling) ndoa.
Leka amajo ngirune wa'a te, ngirune wa'a te aku ngiru su'u (masalah) kita mama ngongo, kena a'e te kita mama ka'a su'u. Mama ngirune wa'ena keli. Gama wa'a ibuu apa ta, wa te nala wakane.
no'o nunu taline wa'a te, wetho wa'ine, no'o moro ae wethe, leku kethi no'o ci'i uline wa'a keli. Weja lima. Kau ngiru wa'a sa'i oma lima. Si'i.. sega no'o si'i uline a tepha, sega no'o si'i uline a tepha no'o siwe sa'i oma lima keli. Ere ke'e. Wa'a e huru widhi.
Weki wa'a ta aku huru eku (biasa) ere ke'e meane. Ele uwi kaju, obo sawa, ke'o kena wa'a aku huru eku wa'a meane. –Cibo no'o ngaramo keli alo'o". –Ah. –No'o ngara santomo lawane.
Ngara ku eh Henderikus Lunda wa'ena ta. –Henderiks Lunda. –Lunda E.–Nodho seba? – Wa bone. –Notho wa bone a'e Sali. A'e Sali wa lae bone.. wa mai igu, reta igune.
–Sawe a'e te. Tei-tei nema. e m –Ngala ko ko ka'a ata iwane te ra mo?. –Ha? –Ata iwane ngala te ra mo?
E konene tera sia aku mai leku aku niu sia keli aku, aku mai no'o huru wena ta –Lae (rekaman) wa'ena. –..lae rekam wa'ata.. –Kokoco ira ira (sekolah) ko ko ai, ngaro dhene... – Te ra mo. –Dhene te palu ra mo? Ngala ko ka'a?
Ngala. "Mbola so". "A'e la'e tei-tei (lagi) palu e Miu wo wo notho a'e amama cibo sago no no'o ngaramo dhedhione". "Ra mo ca alo'o. Aku Lunda keli, aku Cawa Lunda. e Sawe no'o.. –Ware.–Cibo ngara mo. –Ware. –Aku keli a ha? Ware. –Aku keli ngaraku Lunda. –Eh. –Lunda.
" Lunda amama no'o", "Bhetu". "Bhetu". "Bhetu". Hm no'o Bhetu, no'o Hase no'o Ebbe Pidu
Hm. –Miu keli? Miu, ngaramo ai? Linga naka a'e te, cibo, –Wua. –Wua no'o? –Toka. –Toka no'o.. –Sawa. –(Oke) Mbola so. –Mbolaso". –Sawe u. –Mbolaso. Ha ha ha.
Kita potong dengan.. potong dengan bambu habis, a bambunya potong pendek dua kan. Membuat potong potong palang seperti (salib) selesai. Kemudian baru lubangkan ujungnya kiri kanan lubang, lubang dua-dua.
Kemudian kita simpan dengan kain merah itu, ujung sebelah kain dua ujungnya sebelah kain dua, delapan kan. Habis paling ujung itu (?) tutup dengan kapas. Tutup dengan kapas lalu memasukkan bulu kambing. Bulu kambing ujung barat dan ujung timur. Dengan padinya juga lima biji.
Hm lima biji. Habis lalu kita potong dengan bambu ujung satu, pasang tegak lurus, baru masukkan dia dari atas, isi dari atas. Habis kemudian, ambil dengan mangga itu, mangga buahnya.
Buah mangga kau tusuk dari atas ujung itu ke bawah. Kemudian baru doa restu dengan padi. "Berani-berani pahit-pahit mereka kalau mau datang ambil kau, kau ambil mereka."
Ah Kenanya jangan lama. Lalu mereka mau kena itu, hanya e dahinya rasa pusing matanya gelap jatuh ke bawah, mukannya terbentur memang ke tanah macam kambing itu, penyakit kambing itu.
Jatuh memang mukannya di tanah tersungkur berkali-kali dia tersebut. Di atas pohon tuak juga duduk terus orang baru kasih turun dari atas. Ya ada kalanya duduk begitu lalu kalau rasa pusing pusing itu, jatuh mukannya lalu ke tanah, tanah. Orang bilang itu 'huru widhi' itu, bukan..
Aa.. lalu satunya juga kipas lontar itu, lontar orang lontar kena, lalu mereka.. orang bilang anyam lontar, anyam lontar kipas lontar itu. Kau apa selesai, kau bilang buat kipas lontar itu, buat seperti manusia, tusuk dengan kayu di atas lengannya di sini di kakinya buat seperti manusia habis, kau tusuk dengan ka.. kapas di kepalannya, kau gantung juga, gantung gantung seperti dia juga.
Macam buat seperti manusia badanya begitu, lalu kenanya juga itu, kena cepat buat lontar tersebut. Lalu sana sana Tia di sini, suruh saya gantung karena saya terburu-buru, Mangge berlayar jadi aku gantung sembarang juga. E huru widhi itu kena setiap orang. SItha mereka itu saya takut sekali karena mereka punya keturunan biasa kena 'huru widhi' itu. Paling jelek.
Lalu macam pengobatannya, obatnya itu saya tahu, obati tahu, masalah kita kunyah bodoh, barang ini kita kunya tidak tahu.Kunyah obati itu juga. Ambil 'ibuu' a o gamal iitu 'ibu' a ambil akarnya,
dengan beringin talinya, wetho wa'ine, dengan moro ae itu, lalu petik dengan tunas alang-alang itu juga lima biji, kau obat itu sampai lima kali. Alang-alang.. tancap dengan tunas alang-alang a lempar, tanam dengan tunas alang-alang a buang dengan padi sampai lima kali juga. Begitu. Itu huru widhi.
Hanya itu saya huru saya punya biasa begitu saja. Biar ubi kayu, labu, jagung barang itu saya huru saya punya hanya itu.–Bilang dengan namamu juga sedikit.–Ah.–Dengan nama santa panjang.
Nama ku e Hendrikus Lunda itu. –Hendriks Lunda? –Lunda e. –Tinggal dimana? –Di lembah, –Tinggal di lembah di Sali sini. Di Sali di lembah.. di ujung, di atas pinggir.
–Selesai sini. Tunggu dulu. e m Bisa tidak atau tidak orang lain dengar suaramu?. –Ha? –Orang lain bisa dengar suara mu?".
E mereka cari saya datang baru saya panggil cari juga saya, saya datang dengan huru itu hm m "direkaman itu, "direkaman itu". "Kalau orang sekolah kalau kerja disini mau supaya","dengar suara mu"."Mau dengar lagi suara mu? bisa ka tidak?".
Bisa. " Terima Kasih". "Disini tunggu lagi lagi e Kalian yang yang duduk disini sama-sama bilang memang dengan nama mu semuannya". "Suara mu besar sedikit saya Lunda juga, saya Cawa Lunda e habis dengan", "Ware". "Kasitau nama mu". "Ware". Saya juga a ha?"Ware". Saya juga nama ku Lunda. Em Lunda.
"Lunda sama-sama dengan", Bhetu". "bhetu". Bhetu". Hm dengan Bhetu, dengan Hase dengan Ebbe Pidu
Hm. –Kalian juga? Kalian, nama mu siapa? Dengar curi di sini, beritahu. –Wua. –Wua dengan? –Toka. –Toka dengan.. –Sawa. –Oke Terima kasih. –Terima kasih. –Selesai. –Terima kasih. Ha ha ha.
Lunda explained his 'huru matha' (may also be called 'huru widhi' because it uses goat hairs and of the symptoms. And he tells another version that is 'huru widhi', and that uses a lontar doll) for us before noon time 26 Sept 2015. Recorded by SD and Pidu (Ebbe) with an AT Lavelier mic in kampong Sali where we sought 'huru' recordings. *huru matha' is a prohibition-curse tompevent theft from his plantation, corn, cassava, obocawa (). He makes a cross of 'hao' bamboo and makes holes in its corners. There he puts red cloth and closes the holes with cotton. He puts goat hairs and five paddy grains in each corner. Then he takes the top end of hao bamboo and sticks it into the centre, and then puts a manggo on that stick. Then he places it and utters a short prayer-curse (bhulu wa'o) that tells the 'huru' (ancestors?) to hunt after the thieves. The symtoms then are; the victim will fall like if he caught the "goat disease", with face to the ground. It doesn't take long. Lunda cures with chewed areca nut and piper betel and wetho wa'i (plant), 'moro ae', gamal (B.I.) roots, banyan roots. (Applied on head?) Five tops of long grass ('si'i') are put in the soil and then thrown away. The same thing with paddy grains, five times. With Petrus Hase, who also told his 'huru' and a few family members; Ware, Lunda (another), Bhethu, children Wua, Dhoka, Cawa.
papan
kan?
k' ? 'ku' ?
'weja' atau 'weta' (biji, butir, bagian, buah)?
'kojo' kalau. logat orang Sali/Tomu.
kurang jelas
'koli nggara' ukiran yang bentuknya seperti manusia atau seperti kipas yang dibuat dari daun lontar.
'jo' sama artinya dengan 'so'. jo ucapan orang Tomu, Nitung.
Tia nama perempuan Palu'e. Atau di bilang 'teo'?
Mangge nama lelaki Palu'e.
Sitha nama perempuan
'ngiru' mengobati orang yang terkena huru dengan cara mengusap ampas sirih pinang pada tempat yang sakit.
'wetho wa'i 'jenis tumbuhan menjalar
'Moro ae' jenis tumbuhan menjalar
Sali nama kampung di wilayah adat Tomu.
'ghu' sama dengan ku' saya. ini ucapan orang Tomu.