urn:nl-mpi-tools-elan-eaf:04a767a3-be20-47eb-bba7-f7a3e851063b
78
Aku ngara ku Lewe. Aku te nato, sibo susu bata nolone. Sadhi, sa'i leka koma Mawarani no'o lae lima Soru, bu'u apa, seba mai, aku te sibo su'u. Tetu no'o bata ira nu'ane sibone. Soru, wunga matane ia ibhi dua wa Nara. Sawe ibhi sawe, dua te sadhi u. A hera ia wa te saru, te pip...
Kena dua ata naka, pote ata, ata naka, tuka naka Sa'i era telu ko ba ia leti dua wa'éna ata tobhe hére néne. Ia sibo so, "É hai wo tobhe duane ha'e ta?" No'o ai ia cibo ére ké'e sawe, ia wa leka noto ta'a.
Noto ta'a dua te péla ata tobene wa'éna, ai, ata pi'i ko ata ndoane, ko te pé? Ia wa noto, noto, noto. Ia lae dhana, ia té beba réta te beko. Ia té beba réta beko, ia so, "É, ata nakane éna ia te leku te u. Ia noto, noto tobhe suda, dua néne ia apa leku té u?" Sawe, tobhe sawe ia po, ata tobene wa'éna, ia lae dhana bele ére ké'e. "Kau po pa'u mai." Po lae ére ké'e, ia keré, po lae, toto lae, dhangi wa'éna lae huka hebhune wa'éna. Dhangi wa'éna ia (pasang) no'o wui, no'o dhali. Ia toto wa'ine wa'éna, toto sago lae wui no'o dhaline wa'e. Ia lae dhe kena. Ia lau kebhu dhe..
kebhu sago ére ké'e. Kebhu ére ké'e, ana lai, Mawarani wa'éna lai Kami ha'e sibo so Mawarani. Ata e ata sikolane sibo so, "Bintang Timur", ko apa ko apa (tapi) ata nu'ane nolone sibo so "Mawarani". Tala sa, sibone ére ké'e. Lai lai, ia kewe meno ére ké'e.
Ka'a pio lo. Mawarani wa'éna sa'i teni manu koko héne te benga, Mawarani wa'éna tangi. "Pu é, pu é, kau wéremo ka'a roa héne lé momo to'a. Kau pio ta'a pa'u aku!" Ia siboso, "Aku ka'a pio. Aku ka'a pio kau, dua era maine ata tobhe, aku nera so ata pa'u é kau dhe wa'a." "É, ia pio palu, lai palu.
Lai, lai lé dhali, dhali a'e kite u. Dhali kite wa mai, ia nama palu wa. Ia nera so, mo lai lagane molo, é nama palu wa. Nama palu wa ia tangi palu, "Pu é, pu é, kau wéremo ka'a roa. Héne lé momo to'a, kau wére mo ka'a roa, kau pio ta'a aku pana, aku susa. Soru siboso, "Aku ka'a pio kau.
Kau dua é aku, tobhe hera-hera. Aku nera so é ata iwane, pa'u é kau te wa'a, aku ka'a pio, pio aku ka'a pio. Héne to'a ko apa, molo u." Ia siboso, "Kau pio aku, aku leku peli kau no'o bata." Soru siboso, "Kau te peli aku apa?"
Ia siboso, "Aku te peli kau (asal) kau pio, pio pa'u aku. Kau nguru pio pa'u aku, aku leku peli kau." "Ka'a, aku ka'a pio, tau kau sibo nema te peli aku apa." Ia siboso, "Kau ngaro te si apa lae, lae héne dhana te, aku peli kau." Ia nera so sa héne bata-bata lae héne dhana aku ka'a (perlu). "Kau te peli aku apa?" Ia siboso, "Aku peli kau koma."
Ko koma homa wa'a la'e no'o. Ia weki so te peli koma. Ia so, "Koma dha, kau ngéro nema koma, aku leku ngala pio kau, ngala pio kau. Ia siboso, "Kau lau leti, lau dua dhubune
wa'a. Lima mo tau lae, lae, nala lae dua dhubune wa'a, no'o no ngawu lae hune. Ia siboso, "Aku ka'a linga lele, kau lau poi, nala, peli sago aku lae limaku." Ia lau nala, koma wa'éna ah lae kui. Ha'ene siboso kui. Ha kui wa'éna penu. Ia so, "Ha''e te, ngawu éna ha'e te. Koma wa'éna. Koma sa'i ha'e tena leka tike so koma .
Mawarani, Mawarani wa'éna bu'u, kena wa'éna bu'une Mawarani wa'éna. Tobhe dua leku ngala peli koma, sa'i ha'e téna koma wa'a iwane (bagi-bagi) wa Kéli, wa kunu é Soru wa'éna wa Mumbu Rosane éna Lau réta Awane, lau Toka Bhurene ira éna. Lau Nitune keli, Lé, lé Éto keli no'o. (Bagi) koma wa'éna (bagi) lae (keluarga), ka'e ari, kae ari he'e.. (ro) Sorune wa'éna, (bagi) a dhai-dhai a ama no'o (kenangan). Su'u te nde ka'a, ia meké su weki lae lima Soru ha'e dhéna, sa'i ha'e dhéna komane ha dhai wa'éna ngarane Mawarani. Sawe koma wa'éna ka'a te téka.
Koma wa'éna weki kokoso nggua lo lae, lo lae puna nggili nggua sawe, leku né'e palu réta ka'a téka. (Pernah) aku mo (ceritera) sago, aku sibo su'u sago no'o (pernah) téka, sa'i ata te (gade) sa'i mata leku nala leku pi'i palu. (Jadi) koma wa'éna ha oma konene (gade), konene gade bu'u so oa te lau Malaysia.
(Tapi) ka'a so é konene lae nua ka'a, ata pi'i raka likune, Semba, nala (gade) lé Pio wa'a. (Gade) riwune bira pulu ko nala lau Malaysia, lau mai ka'a nala. Pio-pio Noni wa wa'a tara mata, rasa Lio. Aku siboso palu lau bata iwane mi nera, lau nala o koma lau lé Pio Wéka wa'a, né'e palu wa leti wawi ha tunu. Neti (akibat)ne kita leku su'u. A'e weki nala wawi ha no'o hoane peli palu lé Pio sara hoa (tebus)ne wa'éna. Noni so'i dhali dhaga pi'i sa'i ha'e dhéna, more meno hala. (Jadi) koma wa'a ngarane koma Mawarani, bu'u apa leka
tike, bu'u kena wa'éna te é Tala sa ko apa ko apa ngarane, Mawarani peli Soru wa'éna. Ka'a so lae ata pi'inde ka'a. Weki ére ké'e.
Aku nama saya Lewe. Saya mau bicara, menuturkan kata-kata zaman dulu. Jadi, sampai dengan emas Mawarani ada di tangan Soru, mengapa, dari mana, saya mau beritahu. Ikuti kata-kata orang dahulu beritahu..
Soru awalnya dia mengapit lontar di Nara. Habis apit selesai, lontar itu sudah jadi. Suatu hari dia ke sana untuk mengiris, untuk 'pip...' Barang tuak orang curi, bungkus orang, orang mencuri, naik mencuri. Sampai hari ketiga. atau empat, dia melihat tuak itu orang mencuri terus.
Dia bilang, "Ya. siapa yang mencuri tuak ini?" Dengan siapa dia bilang seperti itu lalu dia ke sana dan duduk menjaga. Duduk menjaga tuak supaya melihat pencuri itu, siapa, manusia atau orang jahat, atau apa?
Dia ke sana duduk, duduk, duduk. Dia di tanah, ia mendengar daun lontar di atas meluap. Dia mendengar daun lontar di atas tampungan, dia ucap, "Ya, pencuri itu baru terdengar, dia duduk, duduk, curi tuak terus, tuak terus, dia apa baru dengar?"
Habis, curi tuak selesai dia turun, pencuri tuak itu, dia ke tanah diam begitu. "Kau turun baru datang." Turun ke bawah begitu, dia berdiri, turun, injak ke bawah di, tangga itu di ujungnya. Tangga itu dia pasang dengan dasar, dengan tali. Dia menginjak itu, menginjak sekalian di dasar dengan tali itu. Dia di barang. Dia ke sana tangkap supaya..
menangkap sekalian begitu. Tangkap begitu, dia terbang. Mawarani itu terbang. Kami di sini mengatakan Mawarani. Orang e orang sekolah bilang "Bintang Timur" atau apa atau apa tapi orang tua dahulu bilang "Mawarani".
Bintang timur, bilangnya begitu. Terbang, terbang, dia pegang tahan begitu. Tidak melepas ke bawah. Mawarani itu sampai dekat ayam berkokok saat mau terang, Mawarani itu menangis.
"Cucu, cucu, kau hatimu tidak sayang, timur mau jadi pagi. Kau lepaskan memang saya!" Dia bilang, "Saya tidak lepaskan. Saya tidak melepaskan kau, tuak hari yang datang orang curi, saya pikir orang itu memang kau itu." "Ya, dia lepas lagi, terbang lagi.
Terbang, terbang ke timur tali, tali ini tegang sudah. Tali tegang dari sana, dia tarik kembali ke barat. Dia berpikir, mau terbang langkahnya benar, ya tarik lagi ke sana. Tarik lagi ke sana dia menangis lagi, "Cucu, cucu, kau hatimu tidak sayang. Di timur mata hari mau terbit, kau hatimu tidak sayang, kau lepaskan saya jalan, aku susah." Soru bilang, "Saya tidak lepaskan kau.
Kau tuak saya, mencuri setiap hari. Saya berpikir orang lain. ternyata kamu yang itu, saya tidak lepaskan, lepas, saya tidak melepas, subuh hari atau apa, betul sudah." Dia bilang, "Kau lepaskan saya, saya kemudian beri kamu sesuatu." Soru bilang, "Kau mau beri saya apa?"
Ia bilang, "Aku mau beri kau asal kau lepaskan, lepaskan memang saya. Kau cukup lepaskan saya, saya kemudian beri kau." "Tidak, saya tidak melepas, harus kamu bilang dulu mau beri saya apa." Dia bilang, "Kau mau minta apa di, di bumi ini, saya beri kau."
Ia berpikir, dari segala benda-benda di bumi saya tidak perlu. "Kau mau beri saya apa?" Dia bilang, "Saya beri kamu emas."
Dan emas pada waktu itu belum ada. Ia hanya ucap mau beri emas. Ia bilang, "Emas itu, kau ajar dulu emas, saya baru kemudian bisa lepaskan kau, bisa lepaskan kau."
Ia bilang, "Kau ke sana melihat, di batang lontar itu. Tanganmu harus ke bawah, bawah, ambil di batang lontar itu, ada barang di dalamnya.
Ia bilang, "Aku tidak percaya, kau ke sana buktikan, ambil, beri langsung saya di tanganku." Dia ke sana mengambil emas itu, ah, di dalam 'kui', Di sini bilang 'kui'. Satu 'kui' itu penuh. Ia bilang, "Sini, barang itu di sini. Emas itu.
Emas sampai harini jadi diberi nama emas Mawarani, Mawarani itu karena, barang itu berasal dari Mawarani itu. Mencuri tuak baru kemudian bisa beri emas sampai harini emas itu sebagian bagi-bai ke Keli, di marganya Soru itu, di Mumbu Rojane itu. Di Awa, di
Toka Bhure mereka. Di Nitung juga. ke timur, di Edo juga ada. Bagi emas itu, bagi di keluarga, kakak-adik, kakak-adiknya..
(ro) Soru itu, bagi satu pasang-pasang seperti dengan kenangan. Yang tidak dikenal tidak, ia membagi duluan hanya di tangan Soru hari itu, sampai harini emas satu pasang itu namanya Mawarani. Terus, emas itu bukan untuk dijual.
Emas itu hanya kalau upacara diturunkan, diturunkan membuat upacara habis, kemudian simpan kembali di atas, tidak jual. Pernah, saya mau ceritera sekalian, aku memberitahukan sekalian ada pernah jual, sampai orang mau menggadai, sampai mati baru.. ambil baru sehat kembali.
Jadi emas itu sekali mereka menggadai. Mereka menggadai karena banyak banyak uang di Malaysia.
Tapi tidak banyak di mereka di rumah bukan, manusia dari luar, Semba, mengambil gadai dari Pio itu. Gadai ribunya berapa puluh dan ambil ke Malaysia, dari sana tidak ambil. Kemudian Noni di sana itu jatuh sakit, malaria. Saya bilang kembali sana, hal lain-lain jangan pikirkan, ke sana ambil o emas sana ke Pio Wéka itu menyimpan kembali sana, melihat babi satu, bakar.
Bawaan akibatnya kita kemudian tahu. Di sini hanya ambil babi satu dengan uangnya beri kembali ke Pio seperti uang tebus itu. Noni "tebus tali ikat", sehat sampai harini, hidup bertahan di tempat.
Jadi emas itu namanya emas Mawarani, karena apa jadi menamakan, karena benda itu Bintang timur atau apa atau apa namanya, Mawarani beri Soru itu. Tidak bilang dari manusia bukan. Hanya begini.
ikut dengan (sesuai)
'sadhi' = ''cadhi' = jadi, menjadi
'tobhe' = 'tobhe dua' mencuri hasil irisan tuak.
?
ruas bambu tampungan tuak. Juga 'dheje', 'teje'.
? 'leku' baru, kemudian
'pio' melepas. 'pio lo' melepas. 'lo' menunjuk ke bawah.
'ta'a' penegasan, kata seru.
arah barat
'bata' kata yang bersifat umum dengan makna yang luas.
? 'poi' lingkaran
periuk tanah tradisional
Rojane. Logat Cawalo jadi 's'.
lau réta ke arah laut dan ke atas (ke Awa dari Cawalo)
nama laki disusul nama istrinya
'kua', 'khua' (Keli)
kp. gadai. Sara Lu'a: 'sadha'
mati tapi tidak mati, tidak sadar
hidup kembali
lepas itu
'kela Lio' (hh. panas Lio) demam berdarah atau malaria
''nde' ini
Lewe, kampong Cawalo, tells the tale about the Mawarani gold, how it came into possession of Soru and the Cawalo. Mawarani is a creature who is also the Evening star, Tala ca (Mawarani is the name for this star in the Sikka language, at least as a motif on women’s sarongs). Anyhow, he stole tuak from a tree in Cawalo each night. One night he was finally caught by the owner, Soru, who got Mawarani’s gold in exchange for its freedom. Mawarani, the name of the character/creature, in the tale is also the name of the gold that he gave Soru as ransom after he was caught stealing Soru's lontar juice (tuak). A pair of earrings of the Mawarani gold is still kept with the priest-leader (lakimosa Pio) family mentioned in the story. The tale is told in shorter versions (Tala ca tobe dua, Tala tobe dua) around Palu'e, but without Mawarani and its gold. Recorded by SD in Mr. Lewe's home in kampong Cawalo in the morning 9 Dec 2014, with only the two of us present by the table, except a couple of puppies wandering around. Lewe’s wife cooked us rice. Recorded with H4N Zoom with AT2020 microphone 9 Dec 2014 late in the morning/early day. Lewe is a farmer and knowledgeable about plants. He also taught 'maro ngi'i' (bad teeth healing) to Warsoni Meti . His children are already grown up, and he is, I think, a grandfather. The first Cawalo person I recorded. /SD